Duagh! Leon mengangkat satu kakinya sambil mengerang. Kaki yang baru saja menjadi korban injakan Nania. Nania menginjak kakinya saat ia memangkas jarak dan berniat mendekapnya. “Apa kau gila?!” teriak Leon sambil mendesis menahan ngilu di kaki terutama bagian jempol. “Kau yang gila! Mana mungkin aku sudi mengandung anakmu? Pernikahan ini hanya terpaksa! Kau yang memaksaku!” teriak Nania dengan napas tersengal. Wajahnya merah hingga telinga, tapi bukan karena malu, melainkan karena begitu jengkel. “jika bukan karena ancamanmu, aku tak akan sudi menikah denganmu. Dan kau pikir aku percaya begitu saja dengan semua bualanmu? Hanya orang bodoh yang percaya kau sudah lama jatuh cinta padaku!” “Bagaimana aku membuktikannya? Bagaimana caranya membuatmu percaya?” tanya Leon seraya menurunkan k