"Kamu harus menerima kenyataan kalau syarat yang saya ajukan tadi baru dua, Freya! Jadi, saya masih punya 3 syarat yang akan saya ajukan di lain waktu! Eits, kalau kamu menolak, apalagi sampai berani membantah, maka, semua syarat yang kamu ajukan tadi akan dianggap gugur!" jawab Arsen yang langsung mengultimatum. Membuat Freya hanya mampu membulatkan kedua matanya tak bisa berkutik saat ini.
Freya pun mendengus kesal dan segera membalikkan tubuhnya untuk pergi dari hadapan Arsen. Perasaannya kini benar-benar marah pada pria itu. Padahal sebelumnya, Freya merasa terharu akan kebaikan yang dilakukan Arsen demi menyelamatkan nama baiknya dan masa depan bayinya. Namun, kini perasaan itu berubah jadi benci karena Arsen memberinya syarat yang teramat rumit.
Rasanya Freya tidak ingin tinggal di rumah Arsen karena ia tidak tahu apa bisa memenuhi syarat yang diajukan oleh pria itu. Kini ia merasa berat harus tidur satu kamar, bahkan sampai satu ranjang dengan pria yang tidak dicintainya sekalipun mereka sudah resmi menikah secara agama.
Freya yang kesal pun langsung melangkah menuju kamar mandi sembari menghentakkan kakinya. Setelah masuk, tiba-tiba ia membanting pintu dengan cukup keras untuk menunjukkan rasa kesalnya pada Arsen.
Tentu saja Arsen terkejut mendengar Freya melakukan hal itu. Setelah menggelengkan kepalanya sambil melihat ke arah pintu kamar mandi, Arsen mulai berkata, "Freya, kamu itu enggak sopan! Kenapa kamu banting pintu di depan suamimu?"
Pria itu sengaja mengeraskan suaranya agar setiap perkataannya terdengar oleh Freya yang sudah masuk ke dalam kamar mandi. Namun, wanita itu hanya mencibir sambil menutup kedua telinganya karena merasa malas mendengar perkataan Arsen yang ternyata tidak sebaik yang ada dalam pikirannya sebelum mereka sah menjadi suami-istri.
"Seandainya Elmer tidak lari dari tanggung jawabnya, aku pasti tidak akan merasa terjebak seperti ini! Sekarang aku malah jadi istri dari pria yang tidak aku cintai, bahkan pria itu sangat menyebalkan dan sepertinya dia adalah pria yang egois! Aku tidak tau bagaimana nasibku nanti saat tinggal di rumahnya? Apakah dia akan memperlakukanku dengan baik atau malah akan menjadikanku pembantu gratis di rumahnya?" batin Freya yang mulai bergumul dengan pikiran negatif hingga air mata mulai membasahi pipinya.
Freya yang merasa lelah menghadapi masalah berat yang terjadi hari ini berusaha untuk menyudahi kesedihannya. Ia tak ingin terlalu larut dan meratapi nasibnya yang ditinggal Elmer. Namun, wanita itu sudah bertekad untuk mencari tahu keberadaan Elmer hingga ia berhasil menemukannya.
"El, mungkin sekarang kamu bisa lari dari tanggung jawabmu ke aku dan juga bayi ini, tapi aku yakin kamu tidak akan bisa hidup dengan tenang karena pasti akan dihantui rasa bersalah. Mau sejauh apa pun kamu pergi dan bersembunyi, aku yakin kita pasti akan kembali dipertemukan. Sekarang aku hanya perlu menunggu waktu, kapan Allah akan membuat hal itu terjadi!" gumam Freya yang begitu yakin dengan dirinya sendiri dan berusaha kuat menghadapi kenyataan yang ada.
Setelah membuka kebaya putih yang dikenakannya, Freya pun memutar kran pada shower dan mulai membasuh seluruh tubuh polosnya sembari memejamkan mata untuk melupakan semua kesedihannya hari ini.
Tanpa terasa, sudah setengah jam Freya berada di kamar mandi. Setelah mematikan kran pada shower dan mengambil handuk untuk mengeringkan tubuh dan rambutnya yang basah. Freya tiba-tiba menghentikan niatnya untuk membuka pintu kamar mandi dan keluar dari sana. Wanita itu pun teringat akan sesuatu yang sempat ia lupakan sebelum masuk kamar mandi.
"Ya ampun, aku enggak mungkin keluar hanya pakai handuk ini, apalagi di kamarku kan ada Tuan Arsen! Mana aku lupa bawa pakaianku ke sini. Aduh gimana ini? Aku harus gimana dong?" gumamnya kebingungan.
Di saat pikiran Freya merasa buntu, wanita itupun memutuskan untuk meminta tolong pada Arsen yang berada di kamarnya, walau dengan berat hati. Ia mulai membuka pintu, lalu menolehkan kepalanya lewat celah pintu yang sedikit terbuka.
"Tuan Arsen, aku lupa membawa pakaianku ke sini. Tolong kamu buka lemari pakaianku, di bagian paling kanan ada baju tidurku, tolong kamu ambilkan ya!" teriak Freya sambil menjulurkan tangannya dan mengarahkan jari telunjuknya ke arah lemari itu berada.
Arsen yang semula tengah merebahkan tubuhnya di atas ranjang seketika bangkit dari posisinya dan berjalan menuju pintu kamar mandi.
"Apa saya tidak salah dengar kamu panggil saya apa tadi?" tanya Arsen yang seketika membuat Freya begitu terkejut dan langsung menarik tangannya untuk kembali masuk. Bahkan Freya segera menutup pintu rapat-rapat agar Arsen tidak bisa melihat penampilannya saat ini, walau hanya sedikit pun.
"Terus aku harus panggil kamu apa?" tanya Freya yang benar-benar lupa dengan salah satu yang menjadi syarat dari Arsen.
"Kamu ini benar-benar lupa atau hanya pura-pura sih? Seperti syarat yang saya ajukan, kamu harus memanggil saya dengan sebutan mas!" jawab Arsen penuh penekanan.
Freya seketika menepuk dahinya dengan keras, ia tidak ingat karena terlalu memikirkan harus tinggal di rumah Arsen dan tidur satu ranjang dengan pria itu sungguh membuatnya merasa terbebani.
"Berapa lama aku harus panggil kamu Mas?" tanya Freya yang sebenarnya begitu malas memanggil Arsen dengan sebutan itu.
"Selama kita menjadi suami-istri!"
Freya meninju udara sekeras-kerasnya. Namun, ia berusaha untuk tenang dan dengan terpaksa menuruti keinginan Arsen agar dirinya bisa segera keluar dari kamar mandi tersebut.
"Mas Arsen, tolong ambilkan pakaian tidurku di lemari dong! Ambil yang paling atas ya biar tidak berantakan!" titah Freya dengan suaranya yang terdengar kesel.
Mendengar Freya memanggilnya seperti itu untuk pertama kalinya membuat sebuah senyuman terlukis di wajah tampan Arsen.
"Akhirnya dia menuruti keinginanku juga!" gumam pria itu di dalam hati dengan perasaan yang puas.
Walaupun keinginan Arsen sudah terpenuhi. Namun, pria itu merasa enggan menuruti permintaan Freya yang memintanya untuk mengambilkan pakaian. Dengan sengaja Arsen menolak karena ingin mengerjai istrinya.
"Kenapa kamu harus minta saya untuk mengambilkan bajumu? Masih punya tangan dan kaki, kan? Ambil aja sendiri!" ucap Arsen yang membuat Freya terkejut sekaligus kesal mendengar penolakan tersebut.
"Mas, kalau aku bisa juga aku enggak akan minta tolong sama kamu! Masalahnya aku cuma pakai handuk doang. Masa aku keluar dalam keadaan begini, nanti yang ada kamu malah ngelihatin aku!" jawab Freya yang terdengar kesal, lalu ia memukul permukaan pintu dengan keras hingga wanita itu mengaduh kesakitan.
"Makanya, jangan kurang ajar sama suami, kualat kan jadinya! Lagian kenapa sih otak kamu ngeres banget? Siapa juga yang mau ngelihatin kamu. Mending sekarang kamu keluar dan ambil pakaianmu sendiri! Saya akan tutup mata sampai kamu selesai pakai baju." Arsen pun mulai melangkah menjauh dari kamar mandi.
"Dasar suami nyebelin! Kenapa aku harus nikah sama dia sih? Kenapa juga aku malah mau dinikahin sama dia? Argh, kalau bukan karena Elmer aku enggak akan tidur satu kamar seperti sekarang sama dia!"