Bab 5

1013 Kata
Niko yang berada di kantornya nampak mengangguk mengertti ketika anak buahnya memberitahunya sesuatu. "Lakukan saat ulang tahun putri-nya yang ke 18 tahun, acaranya akan dilangsungkan empat bulan lagi, pastikan dia bersama putrinya agar mereka tau bagaimana rasanya kehilangan orang yang kita cintai." Ucap Niko yang dimengerti oleh anak buahnya. "Anak laki-laki mereka memiliki seorrang kekasih, apakah aku harus menyelidikinya, Tuan? Mungkin saja kau ingin membuat lelaki itu merasakan kehilangan juga," Tanya anak buahnya. "Tidak! Wanita itu tidak tau apa-apa, aku tidak akan melibatkan dia. Biarkan saja. Tidak perlu di selidiki, dia bukan ancaman." Ucap Niko yang dimengerti oleh anak buahnya lalu pamit pergi dari sana. Niko mengepalkan tangannya, dia menjadi tidak sabar menunggu empat bulan lagi, dimana kehancuran keluarga orang yang membuat adik dan orang tuanya akhirnya meninggal dunia. "Setelah semuanya selesai, aku akan pergi dari sini dan hidup bahagia bersama Leya." Gumam Niko menghela nafas panjangnya. Dendam yang begitu mendalam benar-benar menghilangkan akal sehatnya sehingga ingin membunuh mereka. Dia ingin mereka juga merasakan bahaimana kehilangan seorang yang mereka cintai. Niko berfikir sebentar, namun lalu menghubungi anak buahnya kembali untuk membicarakan sesuatu tentang rencananya hari ini. ***** Sedangkan di tempat lain, Leya melotot namun terkekeh sendiri, jika sudah bersama kekasihnya memang Max selalu saja seperti ini, Max langsung mencium bibir Leya yang membuat Leya tersenyum dan akhirnya membalasnya, dia sangat tau jika seperti ini, apa yang di inginkan kekasihnya, Max bahkan juga sudah melepaskan jas dan kemejanya, Leya menggigit bibir bawahnya ketika bibir Max sudah mulai bermain dilehernya. Dia menahan tubuh Max dan sedikit merabanya. Tubuh kekasihnya memang sangat bagus, bahkan perutnya yang kotak-kotak membuat dia semakin terlihat seksi dimatanya. "Kau benar-benar membuatku tidak bisa menahannya, Sayang!" Erang Max yang ingin sekali bermain panas dengan kekasihnya namun Leya tersenyum dan malah menggeleng. "Belum waktunya." Ucap Leya meskipun dia tau jika wajah kekasihnya sudah diliputi gairah. "Tapi kau bisa melakukan seperti biasanya." Ucap Leya yang bahkan dengan gerakan menggoda melepaskan satu persatu kancing kemejanya yang membuat Max benar-benar gemas "My favorit—" ucap Max tersenyum ketika melihat benda kenyal terpampang di depannya, dia langsung menakupnya dan langsung melahapnya yang membuat Leya semakin membusungkan tubuhnya, tentu saja apa yang dilakukan Max membuat dia meraskan tubuhnya tersengat, bahkan Leya sudah mengeluarkan suara-suara seksi yang membuat Max semakin berhasrat. "Aaah! Max!" Leya melenguh dan terkejut karena bukan hanya bibir Max yang bermain di dalam benda kenyalnya, namun tangannya mulai menyikap rok-nya dan bermain disana dengan jarinya. "M-max stop!" Leya menjadi frustasi sendiri karena tidak tahan dengan tangan Max yang sangat lihay di bawah sana. Max yang mengerti semakin mempercept permainan tangannya dengan bibirnya dan semakin mempermainkan benda kenyalnya. "Max— aah! Pekik Leya, tubuhnya bergetar dan bahkan pinggulnya naik ke atas karena mendapatkan pelepasannya. Max sendiri tersenyum karena berhasil membuat Leya kalah. Ekspresi Leya yang masih mengatur nafasnya terlihat sangat seksi, bahkan dia melihat tubuh atas Leya yang sudah tidak mulus lagi karena ulahnya. Leya membuka matanya dan masih mengatur nafasnya, dia tersenyum karena selalu dibuat begini oleh Max, dan dia sangat menyukainya. Max menegakkan tubuhnya yang di mengerti oleh Leya, namun ketika Leya hendak membuka celana Max, ponsel Max berbunyi. "Biarkan saja, Sayang!" Ucap Max karena Leya menghentikan aktifitasnya. Max sudah dililuti gairah tentu saja tidak mau berhenti begitu saja, miliknya sudah sangat sesak di bawah sana. Leya melanjutkan untuk membuka celana Max dan bahkan ingin mengeluarkan kegagahannya namun lagi-lagi ponselnya berdering yang akhirnya Leya menghentikan aktifitasnya. "Angkat dulu." Kata Leya tersenyum yang membuat Max sebenarnya kesal. "Tapi Sayang— "Kau snagat tau kalau aku tidak suka diganggu, Max. Angkat dulu. Siapa tau penting." Kata Leya yang akhirnya membuat Max menghela mafas panjangnya. Sedari dulu memang Leya tidak suka jika ada yang menganggunya meskipun itu suara ponsel, dia pasti akan menghentikan aktifitasnya dan meminta Max untuk menyelesaikan penganggu itu terlebih dahulu. Leya ingin menutup bra-nya namun Max mencegahnya karena aktifitas mereka belum selesai, Leya sendiri terkekeh dan akhirnya hanya menyelimuti tubuhnya yang sudah setengah polos di atas ranjang. "Kenapa, Zoy?" Tanya Max karena yang menghubunginya memang adiknya. "Maaf, kami dari rumah sakit, adik anda mengalami kecelakaan, dan sekarang sedang di tangani oleh dokter, apa bisa anda datang ke— "Dimana rumah sakitnya?" Ucap Max yang benar-benar terkejut, bahkan dia merasakan jantungnya berdetak dengan cepat karena adiknya mengalami kecelakaan. Max langsung mematikan sambungan telefon-nya dan membenarkan celananya. "Ada apa, Sayang? Siapa yang masuk rumah sakit?" Tanya Leya yang tentu saja ikut khawatir karena sepertinya ada yang penting. "Zoya kecelakaan, dia sekarang ada dirumah sakit, maaf Sayang, aku harus kesana, " Kata Max yang juga memakai kemejanya. "Aku ikut." Ucap Leya yang juga memakai bajunya, dia tentu saja harus berada di samping Max dan menguatkannya, dia juga khawatir dengan adik Max karena dia sangat tau Zoya sangat penting bagi mereka semua. Max dan Leya akhirnya pergi ke rumah sakit, disana Max dan Leya harus menunggu didepan ruang rawat karena Zoya masih ditangani oleh dokter. "Dia psti baik-baik saja." Kata Leya menemangkan kekasihnya yang memang sangat khawatir. Tak lama Selena dan Logan datang yang membuat Max terkejut karena dia belum mengatakan apapun kepada mereka. "Max!" Ucap Selena yang bahkan sudah menangis. "Bagaimana Zoya?" Ucapnya. "Masih didalam, Mom." "Bagaimana bisa terjadi? Seharusnya tadi kau mengantarnya. Kenapa kau membiarkan dia sendirian." Ucap Selena yang menyalahkan suaminya karena sebelum Zoya pulang. Zoya menghubungi Selena dan mengatakan jika dia sekarang bersama ayahnya di kantor. "Dia tidak sendirian, dia bersama supir, Sayang. Tenanglah dulu. Semua akan baik-baik saja." Kata Logan yang memeluk istrinya yang sedang menangis, sejujurnya didalam hatinya tentu saja dia ikut sedih dan menangis, dia bahkan merasakan jantungnya berdetak dengan cepat ketika supirnya mengabarinya jika mobilnya mengalami kecelakaan. Selena menangis dan mengingat akan perkataan Zoya waktu itu yang mengatakan jika dirinya ingin melihatnya lebih lama, dan dia sangat takut akan kehilangan putrinya. Max sendiri memeluk kekasihnya, mereka semua khawatir akan keadaan Zoya karena ini pertama kalinya Zoya mengalami kecelakaan, Tak lama, dokter keluar yang membuat semuanya langsung menghampirinya. "Bagaimana keadaan putriku?" Tanya Selena. "Nona Zoya baik-baik saja, hanya saja ada memar di kepalanya dan tangannya sedikit terkilir karena benturan, tapi selebihmya dia baik-baik saja." Kata dokter yang membuat semuanya cukup lega
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN