Pandu mengemudi dengan wajah yang benar-benar sinis. Di sebelahnya, Inara kerap ia dapati diam-diam mengamatinya melalui lirikan. Entah apa yang sedang wanita itu pikirkan bahkan rencanakan, tapi Pandu sungguh sudah tidak tahan untuk menghabisinya. Karena bisa Pandu pastikan, yang memenuhi otak Inara hanya balas dendam dan balas dendam yang juga merupakan hasil dari rasa iri sekaligus kecemburuan. Suasana kebersamaan mereka benar-benar sunyi karena baik Pandu maupun Inara kompak diam. Sebuah kenyataan yang sebenarnya sudah sangat membuat Inara bosan. Lain halnya dengan Pandu yang memang masih belum bisa mengontrol emosinya. Andai Pandu tidak terikat janji pada Arden bahwa melukai Inara sama saja melukai Intan sebagai karma yang harus Arden bahkan Pandu tebus karena dosa-dosa mereka sebaga