“Hati-hati, ya. Ver, seperti biasa, tolong terus jaga-jaga.” Arden sampai menuntun Intan untuk duduk di bangku penumpang mobil Pandu. Karena tak beda dengan Intan, sebenarnya ia juga tidak mau pisah dengan istrinya itu. Apalagi keadaan Intan masih belum stabil. Namun, demi kebaikan bersama memang selalu harus ada yang dikorbankan. Bangku penumpang bagian tengah untuk Intan, sudah dibuat dalam posisi senyaman mungkin oleh Pandu. Tak lupa, Arden juga memindahkan dua kantong buah jambu yang tersisa di bagasi mobilnya, dan salah satunya sudah ia buka, ke bagasi mobil pandu. “Ver, nanti yang masih utuh ini, kirimkan ke rumah mertua saya, ya. Pan, selagi Very pergi antar, kamu tolong jaga-jaga buat Intan, ya.” Arden begitu cerewet. Ada yang kurang rasanya bila ia tidak mengurus istrinya secara