Intan terbangun di tengah ia yang menahan tawa. Kemudian ia sengaja menoleh ke sisi kanannya, di sana Arden masih terbaring lelap tanpa memakai selimut, terlepas dari Arden yang hanya memakai boxer hitam dipadukan kaus dalam berwarna senada. Gara-gara Leony, di mimpi pun aku masih ketawa, batin Intan yang kemudian menyibak selimutnya, memastikan ia tak sampai mengompol karena di mimpi pun, ia tertawa sampai lemas. Kini saja, ia susah payah menahan tawa, sampai-sampai Arden menjadi terusik. Dengan mata masih sipit, Arden menatap khawatir sang istri. Ia nyaris bangun, tapi Intan langsung memeluk bahkan menindihnya. “Sayang, kamu kenapa, sih, ketawa-ketawa gitu?” tanya Arden. “Aku takut, aku ngompol, tapi untungnya enggak, Mas.” Intan masih sulit menyudahi tawanya. “Lho, memangnya kenapa