Kedua mata Intan berkedip sayu. Intan menatap Arden yang terjaga untuknya persis seperti cara Arden ketika kemarin ia menjaganya. Intan merasa dirinya sudah terlalu lama tidur, selain tubuhnya yang terasa sangat lemas. “Mas?” Suara yang Intan hasilkan juga sangat lirih. “Mmm ...?” gumam Arden yang membalasnya sambil mendekap kepala sang istri penuh sayang. Ia melakukannya menggunakan tangan kanan yang tidak menggenggam tangan kiri Intan. Menatap serius Arden di tengah tatapannya yang begitu sendu sekaligus sayu, Intan berkata, “Rasanya kesehatanku memburuk. Bukannya membaik, rasanya makin tidak jelas. ” Ia terdiam dan menatap sang suami sarat kekhawatiran. “Takutnya justru fatal kalau tetap di sini. Di sini pasti masih ada orangnya Karlina atau Inara, tapi kita tak mungkin asal menuduh