Satu minggu sudah hari naas-nya berlalu saat seluruh keluarga besarnya berdemo meminta pertanggung–jawaban atas keluarnya dirinya dari fakultas bergengsi yang diidam-idamkan sang Papi. Belum lagi, kejadian termalang yang menimpanya membuat dirinya harus berpuasa menahan gairah selama ber- berlama-lama; Menurutnya. Akhirnya Aldo bisa kembali kuliah seperti biasanya lagi bersama para somplak kesayangannya, Dipta dan Rio. “Woh, akhirnya gue bisa kuliah. Nggak dikurung dalam rumah muluk.” Ujar Aldo, membuat kening Dipta dan Rio mengerut sejenak. Hingga suara tawa ke-dua sahabat Aldo itu pecah melihat cara jalan Aldo yang mirip.. Em, pinguin. Dipta bahkan tertawa terpingkal-pingkal sembari memegangi perutnya yang mulai sakit. “Makanya Onta, tobaat deh lo.” saran Rio sembari menghapus air yang