Daffa memukul stirnya kuat. Sudah berkilo-kilo dia lalui tapi dia tak juga menemukan sosok yang dia cari-cari. Bahkan satu panggilan pun tak dia terima lagi. Saking frustasinya Daffa menelfon kembali nomor Antonio dan mulai memaki-makinya lagi. Dia seperti tidak kenal takut meski Antonio adalah orang yang sangat berbahaya. "Dimana tempat kamu sekarang, ayo kita bertemu!" ucap Daffa dengan suara sangat kasar. Terdengar suara tawa tak kalah kerasnya dari dalam telfon. Antonio tertawa mengejek Daffa. "Hei, kamu manusia lemah! mau cari luka ngajak ketemu saya?" Daffa mengerang kesal. Antonio benar-benar ingin merendahkannya. "Kamu hanya bisa bersembunyi di ketek Ayah kamu yang sudah tua bangka itu! cepat serahkan Raya tidak usah banyak gaya." "Jangan harap kamu bisa ambil Raya dari