S E R A T U S D U A L I M A

1915 Kata

Kejora memandang Dewa, bagaimana bisa dia meninggalkan kekasihnya dengan kondisi seperti ini? Wajahnya sangat pucat dan tubuhnya lemas bahkan untuk duduk saja kepalanya langsung terasa kliyengan. “Daddy kamu?” Kejora menggigit bibir bawahnya dan mengangguk pelan. “Iya, aku tadi lupa nggak pamit Daddy.” “Jangan begitu lain kali, kemanapun kamu pergi izin pada orang tua itu paling utama. Aku nggak mau Daddy kamu mengira yang tidak-tidak tentang kita.” Air mata yang Kejora tahan-tahan sejak tadi akhirnya luruh juga. Dia sangat takut, bukan takut dimarahi orang tuanya melainkan sangat takut jika orang tuanya tidak suka pada Dewa dan memintanya berpisah. “Sayang.” Dewa berusaha untuk bangkit namun kepalanya terlalu pusing alhasil dia kembali berbaring. “Kalau aku panggil kak Selina b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN