"Sayang aku boleh tanya nggak?" Raya menoleh ke arah Daffa yang tengah melepas perban yang ada di tangannya. "Apa sayang?" "Selama kamu disini kok nggak pernah aja aku ke rumah kamu yang dulu, apa kamu nggak kangen rumah itu?" Daffa hanya penasaran dengan hal ini karena Raya sama sekali tak pernah mengungkit tentang Papinya, saudaranya, atau kenangan-kenangan dia dulu termasuk rumah mewah yang masih berdiri kokoh di tengah kota. "Aku nggak tau itu masih jadi rumah aku atau bukan." Raya hanya bisa tersenyum miris karena seluruh aset milik Papinya memang sudah dikuasai pria b******k yang bernama Antonio. "Aku sering tengok rumah itu, kadang kalau aku dulu kangen kamu suka berhenti di depan terus lihatin rumah kamu sambil berharap tiba-tiba kamu keluar sambil lari-lari samperin aku.