T U J U H

1047 Kata
"Papa tau kamu malas kesini karena mama kamu terus desak kamu nikah lagi kan?" Daffa tak menjawab dan terus melanjutkan aktivitasnya menyuapi Kejora. "Jangan dipikir, fokus sama Kejora dan kebahagiaannya." ****** Keesokan harinya Daffa dan Kejora sudah sama-sama rapi dan bersih karena setiap wekend kafe akan buka lebih awal. Dari awal Vera sudah menjanjikan Kejora jalan-jalan dan belanja, namun tiba-tiba dia membatalkan janjinya dan berangkat ke rumah rekan bisnisnya terlebih dahulu sehingga Kejora ngambek dan tidak mood. Daffa pun juga berusaha membujuk putrinya agar mau mengikutinya ke Kafe. Meski awalnya Jora tetap kekeh tidak mau, namun akhirnya Daffa berhasil membujuk Kejora untuk ikut ke kafe pagi ini. Sebelum berangkat mereka sarapan terlebih dahulu karena Vera sudah memasak banyak. "Ayo Jora buka mulutnya dulu." "Nggak mau!" "Kata oma kemarin Jora pengen makan sama udang. Kok sekarang nggak mau buka mulut?" "Oma jahat, bohongin Jola!" "Hust, nggak boleh gitu! oma masih ada kerjaan jadi nanti kalau oma udah pulang pasti ajak Jora jalan-jalan." "Kejora ... opa nggak suka Kejora ngambekan." Karena Kejora sangat takut dengan kakeknya, ia langsung membuka mulutnya lebar-lebar dan menerima suapan dari ayahnya. "Nanti siang oma jemput Jora di kafe," ucap Ardi lagi. "Nanti opa ikut jalan-jalan kan?" "Opa di rumah, Kejora sama oma aja." "Opa suka gitu kalau di ajak jalan-jalan!" "Nanti opa kecapekan terus batuk-batuk kalau nurutin kamu. Sama oma aja ya," ucap Daffa sambil menyuapkan nasi lagi. Kejora mengangguk dan segera mengunyah makanan di mulutnya sampai halus. "Daffa, nanti malam kalian nginep disini lagi kan?" "Kenapa, Pa?" "Papa masih kangen sama Kejora. Sering-sering ajak dia kesini." Daffa hanya tersenyum tipis dan mengangguk. Ia memiliki alasan tersendiri kenapa sampai jarang mengunjungi rumah orang tuanya. "Papa tau kamu malas kesini karena mama kamu terus desak kamu nikah lagi kan?" Daffa tak menjawab dan terus melanjutkan aktivitasnya menyuapi Kejora. "Jangan dipikir, fokus sama Kejora dan kebahagiaannya." Daffa mendongak dan memberikan senyum terbaiknya. Meski selama ini Ardi hanya diam tapi ia yakin ayahnya diam-diam juga memikirkan nasib-nya. "Daddy, udah habis!" Daffa langsung tersadar dan memberikan segelas air putih untuk Kejora. "Pa, aku ke kafe dulu. Papa istirahat aja jangan kemana-mana kalau tubuh ha belum fit." Daffa mencium punggung tangan Ardi bergantian dengan Kejora. Untuk menghibur hati Kejora yang kecewa karena gagal jalan-jalan dengan sang oma, Daffa memutar lagu anak-anak dengan volume penuh di dalam mobilnya dan bernyanyi bersama di sepanjang jalan menuju kafe. Sambil bernyanyi Kejora juga menggerak-gerakkan tubuh ya sesuai irama lagu. Meski masih cadel, urusan menyanyi Kejora adalah jagonya. Bahkan semua lagu anak-anak sudah ia kuasai. "Yeyyy!! kita sudah sampai!!!" Soraknya sangat bergembira saat Daffa memberhentikan mobil di depan kafe yang sudah di penuhi pengunjung yang baru saja olah raga di gor dan lapangan yang ada di dekat kafe Daffa. Daffa membuka pintu mobilnya lalu mengitari mobilnya untuk membuka pintu untuk Kejora. "Daddy Jola nanti ikut bantu-bantu ya," ucapnya saat sudah berada di gendongan ayahnya. "Iya." "Telus nanti Jola ikut jaga kasil ya." "Iya sayang." Daffa membuka pintu kafe-nya dan tersenyum hangat pada seluruh pengunjung kafe. "Bu Aline!!!" Pekik Kejora sambil tersenyum girang pada wanita berhijab yang tengah duduk di sisi kiri kafe. Daffa ikut menajamkan penglihatannya dan melihat dengan seksama wanita yang Kejora panggil. "Itu ibu gulu Jola, dad. Ayo kesana." Daffa menuruti apa mau Kejora dan berjalan menghampiri wanita yang terlihat sibuk dengan laptop di hadapannya. "Bu Aline kesini kok nggak bilang Jola," ucap Kejora. Mendengar suara yang sudah tak asing, Raline langsung mendongak dan tersenyum ke arah Kejora. "Maaf ya, ibu tadi nggak sengaja mampir jadi nggak sempat hubungi Kejora." "Dad, tulunin Jola." Daffa mengangguk dan menurunkan tubuh putrinya. "Daddy, kenalin gulu Jola yang paling baik dan cantik." Daffa tersenyum tipis dan bersalaman dengan guru Kejora yang sudah ia lihat beberapa waktu lalu. "Saya Raline," ucap Raline memperkenalkan diri. "Daffa." Kejora langsung mengambil duduk di samping Raline yang kebetulan memilih duduk di sofa panjang. "Daddy jangan lupa kasih diskon bu Aline, soalnya Jola udah janji." Daffa tertawa sambil mengacak gemas rambut Kejora. "Iya sayang, hari ini bu Raline free mau pesan apa aja." "Eh, nggak usah repot-repot pak," ucap Raline tak enak hati. "Tidak apa-apa bu." Raline akhirnya mengangguk karena Kejora terus memaksa agar ia mau menerima diskon yang Daffa berikan. "Dad, aku disini sama bu Aline ya." Daffa memandang Raline karena ia takut Kejora mengganggu kegiatan guru itu. "Bu Raline sibuk?" "Ah, enggak pak cuma ngecek laporan hasil belajar anak-anak ." "Yaudah, Jora nggak boleh nakal sama bu Raline. Daddy kebelakang dulu ya." Kejora mengangguk dan mulai berbincang dengan Raline yang terlihat senang dengan kedatangan Kejora. "Bu Aline tadi habis olahlaga ya?" Tanya Kejora. "Enggak sayang, kebetulan rumah ibu dekan sini jadi daripada bosan mending ibu kesini." "Untung tadi Jola nggak jadi jalan-jalan sama oma, jadi bisa ketemu bu Alien di sini deh." Raline tersenyum dan mengelus kepala Kejora yang tak berhenti berbicara. Orang tua Kejora pasti sangat beruntung memiliki gadis pintar dan menggemaskan ini. "Jora sering ikut daddy ke kafe ya?" "Iya bu, soalnya Jola nggak ada temennya kalau di lumah." Raline manggut-manggut dan kembali menyimak ocehan Kejora tentang kekesalannya pada sang oma yang membatalkan janji secara tiba-tiba. "Nanti oma kesini kok, Jola kenalin sama oma ya." Raline hanya tersenyum padahal dirinya dan Kejora belum kenal lama, tapi keakraban anak itu dengannya seperti sudah terjalin bertahun-tahun. Dan Raline tidak merasa risih sama sekali dengan Kejora dia malah merasa sangat senang dan bahagia setiap Kejora menghampirinya dan bercerita banyak padanya. "Nah itu oma Jola." Raline mengikuti arah tunjuk Kejora. "Oma!! Jola disini." Panggil Kejora. Vera balik melambai dan berjalan menghampiri cucunya. "Maaf ya, oma tinggal Kejora tadi pagi." Vera mencium seluruh wajah Kejora dengan penuh kasih sayang. "Oma, kenalin bu Aline yang Jola celitakan kemalin." Vera mendongak dan menatap Raline dengan tatapan hangat. "Saya Vera, neneknya Kejora." "Saya Raline," jawab Raline dengan suara lemah lembut sampai membuat Vera tak mengalihkan pandangannya dari Raline saking kagumnya melihat kecantikan dan kelembutan wanita itu. "Oma! kok malah bengong sih." Vera langsung tersadar dan mengambil duduk di kursi lain. "Sudah lama disini?" "Belum lama bu." Vera manggut-manggut dan mengajak Raline mengobrol banyak. Dia juga menanyakan perkembangan Kejora saat di sekolah. Dan kini, dirinya dan Raline sudah sangat akrab karena Raline juga sangat berbaur meski kelihatannya Raline adalah wanita yang sangat kalem dan pendiam. "Raline, kita harus bertemu lagi kapan-kapan. Saya suka ngobrol sama kamu." ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN