“Apa-apaan kamu!” Randi spontan membentak istrinya. Dia tidak suka sama sekali Elvina ikut bicara. Apalagi menyudutkan Kinara seperti itu. Kinara sendiri berulang kali menatap tajam pada Kaluna. Sudah pasti di dalam hatinya sangat kesal pada adiknya itu. Dalam tatapannya jelas menuduh Kaluna telah sengaja merebut Anggara darinya. “Sialan kamu, Kal! Wajahmu saja yang sok polos, ternyata hatimu jahat! Kamu sudah curang, menikung aku diam-diam, mengambil hati calon suamiku! Awas kamu, Kal! Kamu akan kubuat menyesal sudah melakukan itu!” Kinara sibuk mengumpat dalam hatinya. Anggara berdeham pelan. “Pak Randi, bukankah sangat tidak pantas membentak istri Pak Randi sendiri seperti itu?! Ibu Elvina jelas-jelas mendukung saya. Lalu apa salahnya? Atau … Pak Randi akan menolak lamaran saya ini?”

