Saat Farica memasuki ruangan itu, dirinya mendapati seorang pria yang berbaju seperti pengawal kerajaan. Farica merasa aneh dengan pria itu, "Aku di tugaskan oleh Bulter untuk membersihkan meja." ucap Farica kepada pria aneh itu, tujuannya kemari.
"Tunggu sebentar, biar aku periksa dirimu terlebih dahulu." ucap pria tersebut yang menyuruh seorang wanita datang untuk memeriksa tubuh Farica.
Setelah diperiksa dan tidak mendapati hal-hal aneh di tubuhnya, pria aneh itu mempersilahkan Farica memasuki ruangan tersebut. Saat Farica memasuki ruangan itu, dirinya terkejut mendapatkan pria aneh yang begitu banyak berdiri di setiap sudut ruangan.
Farica melihat pria yang duduk di sofa memakai pakaian biasa, lalu kenapa yang berdiri itu semuanya memakai baju pengawal kerajaan? Apa mereka sedang melakukan syuting? Dimana kamera itu? Kenapa dia tidak menemukannya? Farica melirik ruangan sekitarnya mencari kamera tersebut sambil membersihkan meja yang ada di hadapannya, tidak memperhatikan pria yang ada di depannya.
"Terima kasih Mr. President, semoga hubungan kedua negara kita semakin erat setelah pertemuan ini." ucap pria tampan menjabat erat Presiden Amerika dengan senyuman mempesonannya.
Pria itu mengantar Presiden Amerika keluar, dirinya melewati Farica yang sedang sibuk mencari kamera tersembunyi. Setelah mengantar Presiden, pria itu merasa ada sesuatu yang ketinggalan. "Kalian tunggu aku disini! Aku akan segera kembali." perintah pria itu membalikkan badannya menuju ruangan tadi.
Setelah ruangan itu kosong, Farica memeriksa sekelilingnya dengan leluasa tetapi tidak menemukan kamera tersebut itu. Saat dirinya ingin membalikkan badannya sambil memegang nampan yang terdapat bekas gelas kopi tanpa melihat seseorang di belakangnya, dirinya menabrak tubuh seseorang.
"Oh my god, bajuku basah! Kalau jalan itu lihat mat.." makian Farica terhenti saat mendapati sosok pria yang sangat tampan.
Farica belum pernah melihat pria setampan ini, apakah dia beneran manusia atau hanya khayalan saja? Tangan Farica terangkat ingin memegang wajah tampan itu untuk mencari tahu bahwa ini nyata apa bukan?
"Apa yang kamu lakukan?" tanya pria itu dengan suara dingin dan tatapan tajamnya menepis tangan Farica yang hampir menyentuhnya.
"Auch..Oh my god! Rupanya ini nyata? Pria tampan, ternyata kamu nyata." seru Farica dengan wajah membinar dapat melihat sosok rupawan titisan dewa.
"Apa maksud dari perkataanmu? Beraninya kamu berkata dan berprilakuan tidak sopan terhadapku?" bentak pria itu begitu marah kepada sosok wanita yang ada di depannya.
"Ck! Tidak kusangka, wajah tampan tetapi sifatnya sangat buruk" mendapati tatapan tajam dari pria tampan itu, "APA? Perkataanku dan prilakuanku tidak sopan? Emangnya kamu siapa? Presiden? Raja? Pangeran? Ck!" lawan Farica pada pria tampan itu yang wajahnya sudah menggelap saat mendengar perkataan wanita tidak tahu diri ini. Seumur hidupnya baru pertama kali ada orang yang berani tidak sopan, tidak menghormatinya bahkan melawannya.
"AKU ADALAH PANGERAN MAHKOTA NEGARA YAITU RAJA MASA DEPAN NEGARA INI" Dengan suara berat dan tegas pria tampan itu memberitahukan identitasnya yang malah mendapat suara tertawa yang keluar dari mulut wanita gila itu.
"Hahaha... Leluconmu begitu lucu! Haha.. Aku tidak bisa berhenti tertawa." ucap Farica yang terus tertawa sambil memegang perutnya.
"Hentikan tawamu! AKU PERINTAHKAN HENTIKAN TAWAMU!" Bentak pria tampan itu yang mengaku sebagai Pangeran, mencengkram tangan Farica dengan kuat.
"APA?" dengan lantang Farica bertanya dan menatap wajah pria tampan yang tidak waras menurutnya.
"Aku mengatakan sejujurnya bahwa diriku adalah seorang pangeran dari negeri ini"
"Kamu kira aku bodoh, dirimu tidak bisa membodohiku. Aku tahu kalian sedang melakukan syuting untuk film baru, dimana kamera itu bersembunyi? Katakan dimana?" tanya Farica menatap sekelilingnya mencari kamera tersebut.
"Apa kamu bilang? Syuting? Kamera? HAHAHA...." tawa keras pria tampan itu memenuhi ruangan ini.
Farica memandang pria tampan itu tertawa membuat pria itu semakin tampan, "Kenapa kamu tertawa? Ini tidak lucu? Cepat katakan dimana kameramennya?" tanya Farica dengan wajah seriusnya.
"Ternyata aku membicara dengan wanita bodoh pantesan pembicaraan kita tidak ada yang nyambung?"
"Apa maksudmu yang mengatai diriku bodoh?"
"Tentu saja, dirimu bodoh. Kamu kira pertemuan kami tadi adalah adegan yang di buat untuk sebuah film. Pertemuan tadi itu adalah pertemuan asli dan rahasia antara kedua negara yang menjalin hubungan untuk perdamaiam negara"
"Dan kamu, Wanita bodoh menganggap bahwa pertemuan ini adalah palsu dan merupakan adegan syuting film." jelas pria tampan itu yang masih tidak percaya bahwa dirinya telah sia-sia berteriak membentak pada wanita bodoh ini.
"Sudahlah, aku tahu, kamu sebagai aktor sangat mendalami peran itu sehingga masih terbawa sampai sekarang?" ujar Farica tersenyum memaklumi pria tampan itu merupakan seorang aktor yang handal, begitu menjiwai perannya dalam film tersebut.
"Apa kamu masih tidak percaya dengan apa yang aku katakan?" pria tampan itu begitu terkejut dengan wanita yang ada di depannya.
Farica menepuk pundak pria tampan itu, mendekatkan tubuh mereka lalu berkata di samping telinganya sebelum dirinya pergi dari ruangan ini "Biar kuberi tahu kepadamu? Jika kamu adalah Pangeran maka aku adalah Ratu" kata itu terlontar begitu lancar keluar dari mulut Farica sambil tersenyum miring memandang wajah pria tampan itu yang menegang saat mendengar perkataan wanita gila dan bodoh ini.
"Kalau begitu, aku pergi terlebih dahulu. Aku akan menanti film ini keluar dan maafkan aku yang telah menabrakmu sehingga membuat bajumu kotor." kata Farica menepuk pundak pria itu beberapa kali lalu melewatinya.
Tiba-tiba tangannya di tahan, pria tampan itu memutar tubuh wanita itu dengan tangan kirinya memeluk pinggangnya, mendorong hingga tubuh wanita itu bersandar pada meja lalu tangan kiri pria tampan yang tadi memeluk pinggang, beralih menahan tubuhnya di atas meja.
Farica terkejut mendapati pria tampan itu sekarang berada di hadapannya dengan jarak tubuh mereka yang begitu dekat bahkan Farica dapat mencium aroma tubuh pria tampan itu. Pria tampan itu mengangkat kepalanya, perlahan-lahan wajahnya mendekat, mengikis jarak wajah antara mereka. Farica yang tidak tahan memandang tatapan mata intens itu, memilih menutup matanya, jantungnya berdebar kuat karena belum pernah dia sedekat dan seintim dengan pria setampan ini.
Pria itu tersenyum miring saat melihat wajah merah pada wanita gila ini. Saat jarak bibir mereka tinggal beberapa centi, pria tampan mengalihkan wajahnya tepat di telinga wanita itu dan berkata "Jika kamu ingin menjadi Ratu, maka aku akan mengabulkannya."