Arka membisu, menyadari dirinya tak memahami rasa sakit papanya. Selama ini, dia hanya menuntut hak tanpa tahu apa kewajiban yang harusnya dia pikul. Papa Frans berharap banyak darinya. Begitupun Devan. Yang dia pikirkan hanyalah sikap keras kepala papanya, tanpa tahu luka apa yang bersarang di hati beliau. Dia mencoba untuk tersenyum dan membalas genggaman papanya. "Nggak begitu. Aku masih sanggup, Pa, aku yang akan jagain Papa, mama, juga Arka. Aku nggak akan tenang kalau cuma jadi beban kalian. Jadi tolong, jangan selalu salahkan Arka untuk apa yang terjadi padaku. Dan untuk apa yang terjadi di masa lalu, aku maafin Papa. Aku maafin keputusan Papa dulu. Jadi, mulailah tersenyum untuk kami setelah ini, Pa," pinta Devan. Seperti melepas beban, Papa Frans menghela napas panjang dan ai

