Arka menghela napas kesal. Dia duduk di kursi panjang dan menikmati segala kecemasan di wajah Devan. Devan terlalu keras kepala dan Arka tahu kalau dia menantikan kedatangan Eunha. "Tunggu aja, sebentar lagi dia pasti datang. Dia ngambek, mungkin nggak rela lo ninggalin dia ke Belanda gitu aja. Ya, gue tau dia bakalan keras kepala. Mungkin nggak sampai seminggu, pasti dia nyusul lo ke sana. Kalau soal itu, gue nggak bisa nahan dia, Bro." Devan tak segera menjawab perkataan tenang Arka. Saat menyadari raut serius Devan, Arka cemas. Saudaranya itu hanya menggeleng dan melepaskan cincin dari jarinya. "Dia nggak akan datang. Dia nggak akan mungkin datang, Ka," lirih Devan. Arka memahami isyarat kesedihan Devan. Keluarga Wijaya pun tampak bingung -kecuali Jennifer yang enggan peduli. Arka
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


