Seolah tersadar dari semua kesalahannya, Arka merasa gemetar. Sekarang dia memahami kenapa Devan berbeda. Saat melihat wajah dingin Devan saat ini, dia menyadari jika ekspresi sendu Devan yang kemarin itu bukanlah rekayasa. Dan sekarang, Devan merasa lelah karena kebaikannya diragukan dan lebih memilih untuk membenci hingga akhir. "Lo bingung kenapa gue punya revolver? Yup! Karena gue ini cacat. Gue nggak bisa berantem kayak lo untuk membela diri gue. Jadi gue butuh senjata untuk menjaga diri gue. Tenang, gue punya surat-suratnya, kok," ujar Devan dengan nada santai. Arka tak menjawab apa pun. Sekarang dia bagai bercermin. Wajah sinis Devan inilah yang dia pasang selama ini di wajahnya. Kecemburuan menyebabkan dia menjadi seorang iblis. "Apa yang mau lo lakuin?" Devan tersenyum sinis.

