Tony melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa menuju ruangan John begitu menerima berita yang sangat tak pernah ia sangka dari Lucy. Pria itu bahkan terlihat sangat panik ketika mendengar berita tersebut. Sampai tak lama kemudian, akhirnya ia tiba di depan ruangan John yang masih tertutup. Selama beberapa saat, Tony hanya berdiri di depan pintu sembari menyiapkan dirinya untuk bertemu dengan pria paruh baya itu. Setelah siap, barulah Tony mengetuk pintu lalu ke dalam tanpa menunggu seruan John yang membiarkannya untuk masuk. Langkahnya pun berhenti tepat di tengah ruangan dan melihat pria paruh baya tersebut tengah mengemasi barangnya. “Kau sudah datang?” sahut John seraya mengulas senyum. Guratan halus di wajahnya kini terlihat sangat jelas. “Apa yang Anda lakukan?” tanya Tony. “Sepe