Kaki Alasya melangkah tegas melewati lorong yang cukup panjang begitu keluar dari ruang interogasi dengan Tony yang berada tak jauh di depannya. Begitu menyetujui syarat yang Alasya ajukan, Tony langsung membawa wanita itu menuju ruang kontrol. “Apa benar ini gedung FBI? Kenapa sepi sekali?” sahut Alasya yang diabaikan oleh Tony. “Orangnya juga cuek-cuek seperti mayat hidup. Tidak ada yang menarik,” ocehnya yang lagi-lagi diabaikan oleh pria itu. “Ah! Tunggu dulu!” seru Alasya seraya menghentikan langkahnya ketika mereka hampir tiba di ujung lorong. Membuat Tony juga ikut menghentikan langkahnya. Menghela napas panjang, Tony berbalik melihat Alasya dengan tatapan gusar. “Apa lagi?” tanyanya. “Kau punya parfum?” tanya Alasya kemudian mengendus-endus aroma tubuhnya yang tak sedap. “Kau