“Alasya?” gumam Aldebaran tak percaya. “AL!” seru Alasya dengan senyuman lebar kemudian langsung memeluk Aldebaran yang mematung. Selama beberapa saat, keduanya hanya saling mematung dengan Alasya yang semakin mengeratkan pelukannya pada Aldebaran. Sementara pria itu masih mencoba untuk menyadarkan dirinya bahwa apa yang terjadi saat ini bukanlah mimpi. Aldebaran lantas mengangkat kedua tangannya hendak memeluk Alasya, namun tangannya berhenti di udara. Sampai akhirnya Alasya mengurai pelukannya. “Kau merindukanku?” tanya Alasya masih dengan senyum lebarnya. Sementara Aldebaran masih mematung di tempatnya, menatap tak percaya pada Alasya. “Apa ... kenapa ... bagaimana kau bisa berada di sini? Bukankah ... bu-” “Bukankah harusnya aku masih berada di FBI?” potong Alasya yang diangguki