“Ada apa kau datang ke-” Seketika, ucapan Aldebaran terhenti saat melihat bahwa bukan Maria-lah yang berdiri di hadapannya. “Surprise!” seru orang tersebut. “Ansel?” ujar Aldebaran yang masih tak percaya melihat pria itu berdiri tepat di hadapannya. “Iya. Ini aku,” ucap Ansel seraya mengulas senyum lebar. “Kenapa wajahmu seperti itu? Kau tidak senang aku datang?” “Tidak. Bukan begitu. Bagaimana bisa kau berada di sini?” tanya Aldebaran. “Tentu saja aku terbang naik pesawat sampai di sini,” jawab Ansel. “Tidak. Maksudku, apa yang kau lakukan di sini? Di Washington DC,” tanya Aldebaran. “Aku ada urusan di sini selama beberapa hari,” jawab Ansel. “Omong-omong, kau tidak mempersilakanku masuk?” “Oh! Ya. Masuklah,” pinta Aldebaran mempersilakan. Tanpa membuang waktu, Ansel pun langsung