Ceklek. Alasya melirik ke arah pintu yang terbuka dan melihat Lucy masuk ke dalam yang membuat Alasya mengulas senyum tipis. “Apa yang membuatmu tersenyum?” tanya Lucy. “Aku senang, karena bisa melihat wajah baru selain pria datar itu,” jawab Alasya. “Pria itu adalah ketua kami. Jangan menyebutnya sembarangan seperti itu,” tegur Lucy. “Aku tidak peduli. Dia ketua kalian, bukan ketuaku,” cibir Alasya yang membuat Lucy mengepalkan kedua tangannya tak terima. Sementara itu, Alasya yang melihat reaksi tak biasa dari Lucy lantas menaikkan sebelah alisnya. “Kau menyukai pria datar itu?” tebak Alasya yang seketika membuat Lucy membulatkan mata. “Sudah kubilang jangan bicara sembarangan! Kau pikir ada di mana kau sekarang?!” bentak Lucy. “Di ruangan kecil, jelek, panas, dan gelap,” ucap Al