Hari berlalu, Terra dan Uminya sudah kembali ke Surabaya karena Abahnya sudah menjemput mereka. Sebenarnya ada rasa bersalah Rina karena harus membuat sang adik di sana. Belum lagi bagaiman keadaan di Surabaya yang tidak bagus sama sekali. Memang, efek dari kejadian sang adik ada plus minusnya, tapi orang-orang bahkan kini memindahkan pendidikan di pondok pesantren milik abahnya. Di bandingkan di podok pesantren milik keluarga Tanjung, kata mereka lebih baik di pondok pesantren milik Abdullah. Walau pemiliknya poligami, tapi setidaknya ia bertanggung jawab pada semua istrinya. Bahkan anak dari istri ke tiga saja yang sudah meninggal di beri kasih sayang yang sama dengan anak kandung mereka. Mereka pun salut dengan istri Abdullah yang tidak pernah terlihat bersedih di depan umum, bahkan di

