“Kenapa aku harus ikut menemui temanmu bila kamu hanya ingin bicara dengannya saja?” balas Elang, entah kenapa rasanya tidak enak namun dia masih mengabaikan perasaan itu. Dia kembali sepintas melihat klinik di hadapannya. Ada tulisan besar di sana yang menyebutkan "Psikiater Pernikahan" yang terpasang besar pada sebuah papan di dekat pintu masuk yang membuatnya semakin merasa lebih aneh lagi, tapi dia tidak bisa mendefinisikan itu. “Aku hanya ingin kamu juga mengenal temanku. Ayo ikut dengaku,” ajak Dara setengah mendesak namun tetap dengan wajah tenang. Elang hanya mendesah tipis, namun pada akhirnya dia menuruti juga perkataan Dara dan mengikuti wanita itu dengan berat hati. Elang makin merasa aneh ketika Dara mengajaknya masuk menemui teman psikiaternya. “Dara, apa hubunganmu