Setelah melalui jalanan yang terasa sangat lama karena suasana diam dan sunyi, kini Bara sudah memberhentikan mobilnya di depan apartemen Syena. Syena yang sejak tadi merasa canggung kini melirik Bara takut-takut, sejak di kafe tadi Bara tidak banyak bicara, bahkan sekarang saat sudah memberhentikan mobil pun dia hanya diam, biasanya pria itu akan mengatakan sesuatu seperti 'udah sampai' atau sebagainya sebagai bentuk basa-basi. "Bara, kamu masih marah?" Syena memberanikan diri bertanya sebelum ia keluar dari mobil untuk pulang ke apartemen, ia tidak bisa membiarkan keadaan seperti ini, bisa-bisa insomnianya malam ini akan kambuh lagi karena memikirkan Bara. Bara menarik napas dan menghembuskannya pelan, "entahlah." Syena langsung merasa kecewa dengan respon Bara, "tapi aku kan udah m

