Selepas kepulangan Ranti, Yasmin duduk di pantry dapur sembari menatap kosong lantai di bawahnya. Badannya sedikit membungkuk, dengan tangan bertumpu pada permukaan meja marmer pantry itu. Di sampingnya, ada beberapa potong kue yang tadi dibawa oleh ibu mertuanya. Ia mencomotnya sedikit, mengunyahnya perlahan untuk merasakan kelezatannya kue tersebut. Tapi, nyatanya sekarang bukan rasa kue itu yang mengendap di benaknya. Ciuman di kening dari Hans beberapa menit lalu masih menyisakan sensasi aneh di hatinya. Singkat, tapi berkesan. Walau ia tahu Hans melakukannya semata-mata untuk mendapat kepercayaan dari sang mama bahwa rumah tangganya baik-baik saja. Tindakan sederhana Hans itu nyaris membuat isi d a d a Yasmin meledak. Sebuah tindakan yang dulu mungkin memang ia dambakan, tapi ti