Hans memandangi wajah papanya sejenak. Perintah itu terdengar otoriter dan tidak terbantahkan. Dengan berat hati, pria itu meninggalkan Yasmin yang sedang tidak dalam kondisi baik. Pintu ditutup pelan. Langkah Hans mengikuti ke mana Hanggara pergi. Di ruang tengah, sang papa memintanya duduk. Di sana juga sudah ada Biantara yang masih dalam kondisi babak belur. Luka lebam di sekitar wajahnya membiru karena Hans memukulinya terlalu keras. "Ada apa, Pa?" Hans bertanya santai. Jika pun kali ini Hanggara akan mengadili dengan hukuman lagi, Hans siap. Pantang baginya mengakui kesalahan karena memang apa yang ia lakukan adalah sebuah kebenaran. Hans berhak memberi pelajaran untuk orang yang sudah masuk ke rumah tangganya dengan Yasmin. Pria tersebut berhak cemburu ketika istrinya didekati