“Ya? Ini saya, Yas.” Yasmin langsung terkesiap. Tubuhnya langsung turun dari tempat tidurnya. Tenaga yang semula lemas kini mendadak punya energi saat melihat sosok suaminya mendekap tubuhnya. Pelukan itu hangat, bahkan tidak ayal membuat Yasmin nyaman dalam beberapa saat. Ia mundur, menjauh, menatap tubuh sang suami yang bertelanjang d a d a. Sampai saat berada di depan pintu, perempuan hamil tersebut berusaha membuka pintu. Namun, nahasnya Hans melangkah lebih cepat, menunjukkan kunci yang ia genggam. “Mau ke mana, hm?” Hans langsung merengkuh tubuh Yasmin ke dalam pelukannya. Tangannya melingkar di bawah perutnya yang sudah besar. Ia mengunci pergerakan Yasmin. Gerakan yang cepat dan tiba-tiba itu membuat Yasmin meneguk ludahnya susah payah. Jantungnya berdetak lebih cepat dar