Seperti dua hari sebelumnya, kali ini Yasmin masih berusaha menghindari interaksi dengan Hans. Pukul 06.00, ia sudah siap dengan pakaian formalnya. Yasmin turun, mengambil kotak bekal yang telah diisi dengan hasil masakannya tadi. Sejenak, Yasmin menatap kamar Hans dan Davina yang berada di lantai atas. Mengingat bagaimana madu dan suaminya yang selalu romantis, ingin rasanya ia pergi selamanya dari rumah ini, tetapi keadaan tidak memungkinkan. Wanita tersebut hanya menghela napas lalu melanjutkan langkahnya ke arah pintu utama. Baru satu langkah ia melangkah keluar dari ambang pintu, sosok pria yang duduk di teras berhasil mengejutkannya. Hans, pria itu entah sejak kapan ada di sana. Yasmin bahkan tidak mendengar tanda-tanda suaminya keluar dari kamar selama berkutat dengan pekerjaan