“Yasmin mohon, Pa ... jangan sakiti Mas Hans lagi.” Yasmin tidak henti-hentinya memohon. Bahkan, saat sang suami diseret oleh anak buah Hanggara pun, ia berusaha menghentikan. Digenggamnya erat tangan papa mertuanya. Air mata turun membasahi kain cadar yang dikenakan. “Tidak bisa, Yasmin! Papa harus beri pelajaran pada bajingn ini!” “Yasmin mohon, Pa—“ Ucapan Yasmin terputus ketika terdengar sesuatu dari arah belakang. Ia berbalik dan menyaksikan bagaimana Ranti ambruk di tempat. Yasmin pun gegas menghampiri Ranti, sementara Hanggara menggunakan kesempatan itu untuk pergi ke tempat eksekusi. Tempat itu berada di paviliun belakang rumah, tepat di ruang bawah tanah yang pintu masuknya ditutup oleh keramik. Tidak ada seseorang yang tahu, selain anak buahnya dan Ranti. Tempat tersebut