24 - Nomaden

1692 Kata

Tadinya, kupikir kami akan selamanya tinggal di rumah Nenek. Ternyata, sebulan setelahnya kami harus berpindah ke kota demi mengejar pekerjaan yang diinginkan ayahku. Ya, ayah diterima bekerja di sebuah perusahaan asuransi swasta. Kata ayah, perusahaan itu tidak lebih besar daripada tempat ayah bekerja dulu. Tapi tak apa, setidaknya lebih baik daripada tidak bekerja sama sekali. Aku juga sudah mulai sekolah, di sebuah SD Negeri di kota. Dekat dengan kantor ayah. Jadi, setiap pagi kami akan berangkat bersama. Jika di sekolah sebelumnya aku biasa jalan kaki atau diantar ayah dengan sepeda motor, maka di sini berbeda. Kami naik pete-pete. Ini baru sekali bagiku. Setiap pagi harus menunggu di pinggir jalan kemudian duduk berdesak-desakan di dalam pete-pete yang selalu penuh di pagi hari. Kada

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN