Satu minggu terasa seperti satu tahun bagi Zalman yang terus tersiksa. Padahal, tanggal 12 adalah besok. Selama seminggu penuh, dia hanya menunggu di rumah. Tidak kerja dan berbaring seharian. Kila dan Calvin sampai muak melihat wajah sang ayah. “Papa!” teriak Kila kesal dari meja makan. Zalman berada di ujung tangga pun menoleh. “Kenapa, Kila?” tanyanya. “Ini papa yang masak?” Kila menunjuk banyak lauk pauk di meja makan dengan tatapan ngeri. Zalman mengangguk antusias. “Iya. Enak ya?” Pria itu berusaha menghabiskan waktunya dengan memasak, dia berharap waktu cepat berlalu dengan aktifitas itu. Padahal di rumah itu banyak asistent rumah tangganya, bahkan Zalman memiliki juru masaknya sendiri. “Huek! Papa mau buat Kila keracunan?!” Kila berlagak ingin muntah. “Sudah asin, pahit,