Dita bangun dengan seluruh tubuh yang sakit. Seperti tertimpa banyak batu. Ia pun merasa nyeri di area sensitifnya. Pipinya tiba-tiba saja merona, mengingat semalam Rafael mengambil hak miliknya. Dita tersenyum mengingat akan ucapan Rafael bahwa dia begitu mengharapkan anak dari perut Dita. Ia mengusap perutnya yang rata tanpa tertutup apapun. Dita melihat kesamping terlihat Rafael yang tertidur pulas dengan keadaan yang sama sepertinya dan memeluk perut Dita dengan posesif. Dita nyaman dengan posisi ini. Karena lelah, yang masih terasa Dita memejamkan matanya berniat untuk kembali tertidur. Saat Dita akan memajamkan matanya, Rafael tiba-tiba saja mengecup kening Dita membuat Dita terkesiap. "Apakah kamu tidak akan melaksanakan kewajibanmu yang utama?." Dita tidak mengerti ucapan Rafael