"Mama dan Papa menyerahkan semuanya ini padamu. Bukan maksud kami ingin menukar kesalahan kami dengan harta. Hanya saja, kami merasa kamu yang lebih pantas menerimanya. Kami ingin menepi di tempat yang akan menjadikan kami manusia yang lebih baik hingga pada waktunya nanti ajal menjemput." Tepat setelah empat puluh hari meninggalnya Mas Hanif, mama dan papanya menemuiku di rumah Syafa. Mereka berpamitan sekaligus memberitahu bahwa semua aset termasuk pabrik yang selama ini dikelola Mas Hanif, akan diubah menjadi atas namaku. Aku jelas saja menolak karena aku tidak berhak atas semua itu. Namun, ucapan Mama berikutnya membuatku berpikir ulang dan menimbang permintaan mereka. "Semua milik kami kelak akan menjadi milik Ayra. Hanya kamu yang kami percaya untuk mengelolanya hingga Ayra dewa
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


