Kesialan seakan jadi teman setiap detik buat Nara. Ia pikir, bisa terlepas beberapa jam dari Sean akan mendapatkan ketenangan guna mempertahankan kewarasannya. Namun, Nara salah, karena kenyataannya masalahnya tak hanya muncul dari Sean tapi juga dari orang-orang di sekitar Sean. Plak! Tamparan keras menghantam pipi Nara, disaat keterkejutan masih memakunya di tempat. Sakit? Tentu. Apalagi tamparan itu dilakukan sepenuh tenaga, sepertinya disertai tenaga dalam juga. Tampak jelas dari deru napas si penampar yang menggebu-gebu dan seakan tidak puas hanya menampar Nara sekali saja. Plak! Tamparan kedua berhasil mengembalikan kewarasan Nara, membangkitkan kebenciannya dan memaksa tubuhnya bereaksi untuk memberontak. Siapa pun tak akan terima jika tiba-tiba ditampar di depan banyak pasang m