Sudah dua puluh empat jam Braga dipindahkan ke ruang rawat inap, satu pun keluarganya tidak ada yang datang, baik itu dari keluarga angkat atau keluarga kandung. Hanya seorang perawat yang datang membawakan dompet dan handphone yang masih menyala. Polisi pun juga sudah datang untuk mengusut kasus kecelakaan tunggal. Braga menarik napasnya dalam-dalam karena rasa sesak di dadanya, cedera d**a tumpul membuat Braga kesulitan bernapas. Hidungnya pun masih terpasang oksigen yang membantunya bernapas. Untung Braga masih bisa selamat, andai dia tidak selamat, Braga tidak bisa membayangkan betapa berdosanya dirinya karena dia belum meminta maaf pada orang-orang yang sudah dia sakiti. Kilasan-kilasan tentang kejadian bertahun-tahun silam pun merasuki pikiran Braga, Braga memegangi kepalanya yang