Veronika menurut lalu di celah pelukan itu ia dapat melihat keindahan kota London. “Benar-benar indah!” “Lihat? Tidak ada yang perlu ditakutkan.” Veronika tersenyum tulus. “Terima kasih.” Pria itu membalas senyumannya. Jantung Veronika berdegup kencang ia harap Eric tidak mendengarnya, ia mengalihkan pandangannya untuk menatap pemandangan kota London, ia takut Eric menyadari perasaannya. “Veronica.” Sekujur tubuh Veronika meremang mendengar aksen seksi itu memanggil namanya tepat di telinganya dengan suara rendah. Ia mengalihkan pandangannya untuk menatap Eric. Tatapan intens itu semakin membuat debaran di jantungnya tidak karuan. Pria itu semakin mendekatkan wajahnya ke arah Veronika sontak ia menjadi panik, apa yang harus ia lakukan? Ia tidak mungkin memberikan ciuman pertamanya un