Rio menatap nanar kamarnya. Kosong! Di kamar itu tidak ada Brendanya- Istrinya! Membuat Rio menjerit dan menangis. Ia meraung meneriakan nama Brenda nya. Berada di kamar itu terasa mencekik batang leher Rio karena tak ada sosok yang ia rindukan. Sosok yang dengan tega meninggalkan dirinya. “Bren…” lirih Rio kembali menangis. Hanya bayangan Brenda yang lihat lihat di sudut-sudut kamar mereka. Hanya bayangan yang tak bisa ia sentuh. Karena ketika Rio berjalan mendekat, sosok itu hilang bersama kehampaan direlung hatinya. Rio menatap foto pernikahan mereka. Disana Brenda tak tersenyum, hanya garis lurus yang menghiasi wajah wanita itu. Tak sama seperti dirinya yang tersenyum puas karena berhasil menikahi wanita yang dicintainya. “Brendaaa…” teriak Rio kencang. Rio merindukan Brenda, sanga