Brenda menangis dipelukan Hannah, mama mertuanya. Keduanya menunggu dokter yang menangani Rio keluar dengan harap-harap cemas. Berharap Rio bisa diselamatkan. Hannah sebenarnya tidak menyangka jika apa yang ia takutkan benar terjadi. Putranya benar-benar hilang harapan hidup saat menantu cantiknya itu pergi. “Mah, Rio.” Isak Brenda membuat Hannah semakin erat mengeratkan tangannya di tubuh sang menantu. Ia tahu menantunya itu pasti merasa sangat bersalah dengan keadaan putranya yang seperti ini. “Rio Mah.” Kasihan sekali putra-putrinya ini. Mereka bukankah masih terlalu muda untuk merasakan rumitnya percintaan seperti ini, batin Hannah sembari menciumi puncak kepala Brenda. “Rio pasti baik-baik aja Sayang. Dia anak yang kuat. Apalagi dia udah ketemu sama kamu Bren. Dia pasti bisa disel