“Rico, kamu selidiki klien kita yang bernama Layla tadi! Sepertinya, dia tidak seperti gadis lain,” perintah Zaverick pada sang atasan. Zaverick tidak bisa melepaskan pandangannya dari Layla sejak malam terakhir mereka bersama. Senyumnya yang menawan, membuat dia tak bisa tidur tenang. Bahkan respon Layla saat dia mengirimkan pesan, datar saja, membuat lelaki itu membuat dia terobsesi. Semakin Layla menghindar, semakin kuat keinginan Zaverick untuk menakhlukkan gadis itu. Zaverick tahu bahwa gadis seperti Layla tidak akan mudah didekati. Dan Zaverick, dengan segala pesona dan pengalamannya, tahu caranya. Pada hari Jumat malam, Zaverick merencanakan kencan dan dia memutuskan untuk menelepon gadis itu. "Hai, Lay, gimana kabarmu?” tanya Zaverick basa-basi. “Baik Zav, Ada yang bisa aku b