“Janet, jangan kamu pikir dengan menfitnahku membuat aku akan menikahimu! Jangan pernah mimpi! Aku akan mencari tahu yang sebenarnya.” monolog Zaverick pada dirinya sendiri. Zaverick segera menuju apartemen Janet. Dia harus bisa membuat wanita itu membuka mulutnya. Dan dia tidak akan meyerah sampai dia mendapatkan bukti kebenarannya. Ketika tiba, Zaverick menghembuskan napas panjang berulang kali. Dia harus bisa menahan emosinya agar bisa bicara dengan Janet baik-baik. “Janet! Buka pintunya!” Zaverick menggedor pintu apartemen Janet. Tak lama kemudian, Janet membuka pintu, wajahnya tersenyum sinis. “Oh, Zaverick. Aku sudah menunggumu,” ucapnya santai, seolah tidak terjadi apa-apa. Zaverick langsung melangkah masuk tanpa menunggu undangan, menutup pintu di belakangnya dengan keras. “Ja