Mirna mendengus kesal, wanita itu berkacak pinggang di tengah ruangan kerja Reyhan. Reyhan tetap memilih santai untuk melanjutkan pekerjaannya. Dia tidak mau ambil pusing dengan keberadaan Mirna di dalam ruangan kerjanya. Melihat Reyhan tidak merespons, Mirna memilih keluar dari dalam ruangan tersebut. Reyhan merasa lega melihat pintu ruangan kerjanya sudah menutup. “Akhirnya dia pergi juga.” Gumamnya sambil menghela napas lega. Mirna tidak kembali ke kota tempat ia tinggal, tapi wanita itu mencari Melani Anisa. Mirna penasaran kenapa Reyhan bisa takluk pada sosok gadis belia seperti Melani. Sementara dirinya sudah lama bersama dengan Reyhan malah tersingkir dengan begitu mudahnya. Padahal pikirnya Reyhan juga menyukainya mengingat hubungan persahabatan antara mereka tidak berjalan han