Reyhan tertidur kembali, dia begitu pulas sampai waktu menunjukkan pukul tujuh pagi barulah bersiap untuk pergi ke kantor. Melani sama pulasnya, malahan enggan bangun meskipun sudah terjaga selama beberapa menit. “Aku ke kantor dulu, jangan lupa minum susunya.” Pamit Reyhan pada Melani sambil mengusap puncak kepalanya. Pria itu segera keluar dari dalam kamar lalu turun ke lantai bawah. Reyhan melihat Juwita bersama Sandiaga sudah duduk di kursi meja makan, dua orang itu sedang menunggunya untuk sarapan pagi bersama. “Ke mana Melani?” Tanya Juwita lantaran dia melihat Reyhan turun seorang diri ke lantai bawah. “Masih tidur Nek. Biarkan saja, kasihan dia kelelahan.” “Iya, Nenek tidak tahu seperti apa rasanya hamil. Maafkan Nenek.” Ucapnya pada Reyhan. Sandiaga merasa kalau ucapan

