Lantaran kesal, Reyhan berniat bergegas keluar dari dalam kamar tersebut. Pria itu sudah menarik daun pintu untuk melangkah keluar. Tiba-tiba Melani memeluk erat pinggangnya dari belakang punggungnya. Reyhan membatalkan niatnya untuk melangkah keluar dari dalam ruangan. Pria tersebut malah membeku di tempatnya berdiri. Melani Anisa memeluknya dengan sangat erat, gadis itu menempelkan pipinya pada punggung Reyhan. “Jangan pergi, nanti Mama memarahiku.” Ucapnya kemudian. Reyhan menyentuh lengan Melani yang masih mengait pada pingangnya, Reyhan menutup kembali daun pintu kamar lalu memutar tubuhnya. Reyhan melihat Melani tengah memasang wajah memelas mendongak menatap wajah Reyhan seraya memegangi kedua sisi pinggang Reyhan. “Aku minta maaf Rey. Please..” Ucap gadis itu lagi. “Kamu mi