“Aku senang kamu bisa mengingatnya kembali.” Ucap Melani padanya. “Aku belum mengingatnya, aku hanya merasa kalau pemandangan itu merupakan latar foto yang pernah aku lihat di dinding kamarmu.” Melani segera melepaskan pelukan Reyhan, awalnya dia terharu karena pikirnya Reyhan sudah bisa mengingat kenangan antara mereka berdua walau hanya sedikit tapi ternyata tidak sama sekali. “Kenapa wajahmu terlihat marah? Aku hanya mengungkapkan kebahagiaanku karena bisa menemukan latar foto pernikahan kita. Bukankah aku hebat sekali? Aku tahu instingku selalu berfungsi dengan baik.” Reyhan dengan bangganya memuji dirinya sendiri. Satu detik berikutnya menatap Melani dengan tatapan tidak mengerti. “Aku kesal sekali, aku kira kamu ingat dengan kenangan kita.” Ucapnya dengan nada datar. Melani m

