Di sisi lain, Je mendapatkan laporan kalau Reyhan telah tiba di hotel. Pria itu masih berdiri di dekat ambang jendela kamarnya seraya menyesap rokoknya. Bibir tipis Je menyunggingkan senyuman manis. “Terkadang memilih untuk terluka karena perasaan yang gila menjadi menyenangkan karena cinta tidak pernah memilih ke mana ingin berlabuh. Aku belum pernah mencintai seorang wanita seperti ini, belum pernah sama sekali segila ini.” Gumam Je seraya menumpukan kedua tangannya di ambang jendela kamarnya. Pria itu telah jatuh cinta pada Melani Anisa, wanita yang sama sekali tidak memiliki perasaan padanya. Reyhan sudah tiba di kamar Melani, dia melihat Melani sedang mengeringkan rambut panjangnya di depan cermin. “Haruskah aku mengatakannya pada Rey tentang Je? Rey pasti marah sekali, lalu? Ha