Reyhan pergi ke ruangan kerjanya malam ini, Melani masih duduk termenung di tepi tempat tidurnya. Gadis itu tidak tahu kesalahan apa yang telah dia lakukan. Tapi segalanya terjadi begitu saja, Reyhan tidak mau melihatnya lagi. “Kenapa aku harus merasa terluka? Bukannya aku sendiri yang bilang ingin menyelesaikan pernikahan ini secepatnya. Jadi ikuti saja alurnya, dia membenciku. Ya semakin dia membenciku semakin cepat dia membebaskanku.” Melani menelan ludahnya sendiri yang kian terasa pahit. Gadis tersebut meremas gaun yang membalut dadanya lalu berdiri untuk mengambil koper. Dia harus berkemas untuk mengikuti lomba besok. “Lomba ini, aku tidak tahu apakah aku masih bisa memenangkannya. Ternyata menikah itu tidak semudah yang terbayang di dalam kepalaku. Banyak hal kecil yang membuat