20

1017 Kata

Suasana sarapan pagi itu agak tegang. Yasinta mulai terlihat guup dan panik. Tapi, wanita itu sangat pintar memainkan raut wajahnya. Pandai menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya sedang cemas. Ia selalu tersenyum dan tak menanggapi serius setiap pembicaraan Wibisono kepadanya. Pertanyaan yang di ajukan Wibisono hanya di anggap angin lalu yang tak perlu di jawab dengan jujur. "Mas berangkat ya, Yas, Win," ucap Wibisono pelan. Ia bangkit berdiri dan Windu ikut berdiri meletakkan alat makannya dan membawakan tas kerja Wibisono ke depan teras rumah. Yasinta hanya mengangguk pelan. "Hati -hati ya Mas. Seperti biasa nanti aku ke kantor. Aku mau ke bali sama temen -temen," ucap Yasinta dengan santai lalu melanjutkan sarapannya hanya dengan memakan salat buah. "Mas hati -hati bawa mobiln

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN