Tok ... Tok ... ceklek ... "Mas?" panggil Yasinta lembut sekali. Wibisono mendongakkan wajahnya dan menatap ke arah Yasinta yang baru masuk ke dalam ruangannya. Senyum Wibisono sellau terbit untuk istri tercinta. Langkah kaki Yasinta begitu pelan dengan sepatu hak tinggi yang menyentuh lantai keramik dan menimbulkan bunyi itu mmeberikan kesan elegan. Yasinta langsung menghmpiri Wibisono dan duduk di pangkuan lelaki yang telah beasan tahun ia nikahi ini. Sambil mengecup kedua pipi lelaki itu dan bibir tebal milik suaminya agar suaminya terlihat di cintai tulus olehnya. "Tumben sekali? Sudah rapi? Mau kemana?" tanya Wibisono pelan. "Hemmm ... Gimana ngomongnya ya. Aku takut kamu marah, Mas," cicit Yasinta pelan. Tangannya mengalungkan ke arah pundak Wibisono dan kepala Yasinta sengaj