DUA

1553 Kata
Bagas tak tahu wanita itu siapa, dan berasal dari mana. Saat ini ia masih menunggu di depan IGD di sebuah rumah sakit yang tak juah dari tokonya. Sudah hampir 10 menit tapi dokter yang menangani wanita itu belum juga keluar. Ponsel di saku celanannya bergetar. Dengan cepat Bagas mengambil benda kotak itu dan menggeser tombol hijau. “Waalaikumsalam, iya Ma sebentar lagi aku pulang.” Mamanya mengabarkan kalau Keila menangis mencarinya. “Tolong temenin Keila belajar dulu ya, Ma. Aku tututp dulu, Assalamualaikum.” Bagas buru-buru menyimpan poselnya kembali saaat dokter yang menangani wanita itu keluar dan ingin berbicara dengannya. “Bagaimana keadaannya, dok?” tanya Bagas. “Anda keluarga pasien?” Dokter di depannya menatap Bagas penuh selidik. “Bukan, dok. Wanita itu pingsan di samping mobil saya.” Jelasnnya agar tak terjadi salah paham. “Dari hasil pemeriksaaan saya,sepertinya wanita itu baru saja mendapat perlakuana yang menyimpang.” Bagas mengerutkan keningnya bingung. ‘perlakuan menyimpang?’ apa itu? “Maksud dokter bagaimana?” tanyannya. “Bisa dibilang korban p*********n. Pasien mengalami r**e Trauma Syndrome atau sindrom traume p*********n. Pasien akan merasa syok juga cenderung merasa kedinginan, pingsan, mengalami disorientasi (kebingungan mental) gemetar, mual dan mutah. Gejala di atas bukan merupakan representasi dari gangguan atau penyakit kejiwaan.” Jelas dokter di hadapannya. Bagas menyimak dan sesekali mengangguk. Sedikit-sedikit dia tahu mengenai hal tersebut karena mendiang istrinya pernah depresi berat. “Saya sarankan bapak segera menghubungi keluargannya. Karena pasien sangat membutuhkan dukungan dari keluarga,” ucap dokter itu lagi. Bagas mengangguk dan mengucapkan terimaksih pada dokter itu. Setelah dokter berlalu dari hadapannya ia segera masuk ke dalam IGD dan melihat kondisi wanita yang tak ia kenal itu. Masih belum sadar dan terlihat sangat pucat. Terlihat dari wajahnya, Bagas mengira-ngira wanita itu masih berumur sekitar 23 tahun. penampilan wanita itu juga tertutup, sama sekali tak mengundang nafsu. Pria mana yang tega merenggut paksa kehormatan wanita malang ini? Wajah wanita ini memang cantik. Sangat cantik. Bagas akui itu. Kulit wajahnya putih, hidung mancung dan bibir yang merah merkah. Sambil menunggu wanita itu sadar Bagas menarik kursi di samping brankar. Sekarang sudah hampir jam 8 malam, waktunnya Keila tidur. Tapi, ia tak bisa meninggalkan wanita ini begitu saja. Kasihan, ia harus menunggunya sadar agar ia bisa menannyakan identitas serta keluargannya. Namun, siapa sangka Bagas tanpa sadar terlelap disamping brankar wanita itu. Karena efek seharian bekerja tanpa jeda membuat tubuhnya sangat memerlukan ruang untuk beristirahat. Setlah itu ia sudah tak ingat apa-apa lagi, bahkan ponsel yang berkali-kali berdering di dalam sakunnya tak ia hiraukan sama sekali. *** “AAAA!!! TOLONG SAYA TIDAK MAU! PERGI KAMU PERGI!” Bagas terperanjat kaget saat tubuhnnya di pukuli bertubu-tubi oleh waita yang ia temukan kemarin malam. Entah apa yang membuat wanita ini sampai sebrutal ini. Padahal dirinya sama sekali tak berbuat macam-macam. “hey tenang dulu, saya bukan orang jahat.” Bagas berusaha menangkis dan menangkap tangan wanita itu. Selain membuat tubuhnya sakit semua, wanita ini juga membuat kegaduhan di ruang IGD. “Dokter tolong!” Bagas memanggil dokter jaga agar memberikan suntikan penenang untuk wanita ini. Dokter dan perawat tergopoh-gopoh menghampiri ranjang wanita itu dan segera menenangkan wanita itu sebelum menyuntikkan obat penenang. Bagas juga ikut serta menahan tubuh wanita itu agar tidak terus bergerak brutal. Obat penenang mulai bereaksi, perlahan tubuh wanita itu mulai lemas dan kembali tak sadarkan diri. “Obat ini hanya bertahan beberapa jam, dia sadar silahkan diajak bicara baik-baik jangan memojokkan dia dan kasih semangat. Tadi dia hanya syok.” Bagas hanya mengangguk meski tak kenal wanita ini siapa tapi ia merasa memiliki tanggung jawab karena dia yang membawa wanita ini kesini. “Saya permisi dulu, setelah pasien sudah merasa tenang sudah di perbolehkan untuk pulang. Tapi, kalau kondisi masih terlihat kacau dan sering histeris silahkan dibawa konsultasi ke psikolog.” Dokter muda dan dua perawatnya berjalan melewatinnya. Bagas memperhatikan wanita itu kembali. Tiba-tiba ia teringat dengan putrinya di rumah, sedikitpun ia tak bisa membayangkan kalau kejadian ini menimpa putri yang ia sayangi dan ia jaga mati-matian. Lelaki b******k mana yang sangat tega melakukan hal sekeji ini. Wanita itu makhluk berharaga yang harus djaga dan dilindungi kehormatannya, bukan dirusak sedemikian rupa. Celakalah kalian para pria penjahat kelamin. Bagas menepuk jidatnya saat melihat jam di tangannya suadah menunjukkan pukul 6 pagi. Keila dan Mamanya pasti sangat khawatir dan menunggunya di rumah. Ia merogoh saku celananya mengambil ponsel. Enam puluh panggilan tak terjawab dari Mama dan beberapa karyawannya, sudah bisa di pastikan Mamanya kalang kabut mencarinnya. Belum lagi tangisan Keila yang membuat Mamanya akan tambah gelisah. Cepat-cepat Bagas mengabari Mamanya agar tak terlalu khawatir dengan kondisinya sekarang. “Assalamualaikum, Ma.” Bagas merasa sangat bersalah saat mendengar nada suara Mamanya yang bergetar menahan tangis. “Maaf, Ma sudah buat khawatir. Aku lagi ada di rumah sakit, kemarin ada wanita pingsan di samping mobil aku dan aku belum tahu darimana wanita ini berasal.” Mendengar ‘rumah sakit’ Mamanya sudah terlebih dahulu khawatir. Bagas mencoba memberinya pengertian dan menitipkan Keila sebentar sampai dia bisa pulang. Setelah semuannya jelas Bagas mematikan sambungan telfonnya dan mencari dokter yang menangani wanita itu tadi. Ia akan meminta izin untuk membawa wanita itu pulang kerumahnnya karena Keila tak bisa ia tinggal lama-lama. Akhirnya bagas bisa bernafas lega saat dokter memperbolehkan membawa wanita itu pulang setelah menyelesaikan administrasi dan beberapa obat di apotek rumah sakit. Urusan keluarga wanita ini ia pikir nanti, ia harus pulang sekarang juga. Keila yang tengah mengamuk di rumah jauh lebih penting dari segala-galanya. Ternyata benar, sesampainya di ruamah Keila tengah menangis dan menjerit-jerit bersahutan dengan suara sang Mama yang berusaha menenangkn bocah kecil itu. “PAPA!!” jerit Keila saat menyadari kedatangannya. Namun, langkah putri kecilnya tiba-tiba terhenti saat melihat wanita yang tengah bagas bopong. “Papa... itu siapa?” tanyanya. “sebentar ya sayang.” Bagas langsung berlalu melewati Mamanya dan Keila dan membawa wanita yang ada dalam gendongannya ke kamar tamu. Wanita itu sudah berbaring nyaman di ranjang, Bagas segera keluar menemui Mamanya dan Keila yang sudah sangat siap mendengar ceritanya. “Papa dia siapa? Apa dia Mama Keila?” Deg! Lagi-lagi Keila mengira setiap wanita yang ia bawa adalah Mamanya. Bagas berlutut di depan putri kecilnya dan mengusap lembut pipinya. “Itu bukan mama sayang.” “Nggak itu pasti Mama! kalau itu bukan mama kenapa papa masukin dia ke kamar, itu pasti mama Keila.” Keila meronta dan langsung berlari menuju kamar tamu. Bagas yang hendak menyusul Keila langsung di tahan oleh mamanya. “Biarkan dulu, Gas.” “Tapi Ma, Bagas nggak tahu wanita itu siapa.” “Semua akan baik-baik saja percaya sama mama. lebih baik sekarang kita ngobrol soal wanita yang kamu bawa.” Kini dirinya dan mamanya duduk di atas sofa ruang keluarga. Bagas mulai menceritakan awal pertemuannya dengan wanita itu sampai penjelasan dokter mengenai kejadian yang sudah menimpa-nya. “Jadi dia korban p*********n?” Bagas mengangguk. “Gas, ini bahaya, kalau kamu dituduh sebagai pelakunya bagaimana?” Bagas mengusap wajahnnya kasar, ia benar-benar pusing memikirkan nasib yang ia temukan kemarin. “Yasudah Mama lihat kondisi dia, kamu coba hubungi guru Keila hari ini biar dia bolos dulu.” “iya Ma, aku juga sekalian mau coba cari alamat wanita itu dan mengabarkan keadaannya.” Mamanya mengangguk dan berjalan menuju kamar tamu yang terletak tak jauh dari sini. Daris mendekati Kalinda yang tengah duduk sambil memeluk lututnya sendiri, tubuhnya bergetas dan air mata terus turun dari matanya. Kalinda juga sangat ketakutan saat melihat kedatangan Daris. “Nama kamu siapa?” tanya Daris dengan suara sangat sabar. Kalinda tak mau menjawab dia malah mengalikan wajahnya dari pandagan Daris. “Sekarang, kamu berada di rumah saya. Pria yang menyelamatkan kamu kemarin itu anak saya, namaya Bagas.” Daris tetap berusaha mendekati Kalinda agar wanita itu bisa rileks dan mau berbagi dengannya. Ia tahu, tak mudah bagi Kalinda u tuk langsung akrab dengan orang yang baru ia temui, tapi tak ada salahnya bila Daris mencoba. “Nama saya Daris Hamani. Kamu jangan takut karena saya dan anak saya tidak akan berbuat jahat sama kamu,” ucap Daris lagi. Beberapa saat setalah itu suasana sangat hening. Daris tak tahu lagi ingin berbicara apa, karena wanita itu terus diam di tempatnya. Ia juga menyadari kalau wanita itu masih butuh ketenangan dan istirahat yang cukup. “Yasudah kalau kamu memang belum mau berbicara sama saya. Sekarang kamu istirahat lagi dan janga merasa kalau hidup kamu sedang terancam.” Daris membantu Kalinda kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang, dan segera keluar setelah wanita itu bisa berbaring nyaman di ranjangnya. **** Sedangkan di sisi lain Bagas akhirnya menemukan alamat wanita itu dengan bermodalkan KTP beserta data diri lain wanita itu. Selain itu dirinya juga menemukan fakta baru kalau ternyata wanita yang bernama lengkap Kalinda Ganes Gentari itu di usir dari rumah karena tertangkap basah berbuat hal yang tidak senooh dengan pria yang sudah beristri di sebuah penginapan yang tak jauh dari rumahnya. Tapi Bagas yakin, wanita itu di perkosa bukan karena kemauaannya sendiri. Sebagai lelaki Bagas merasa malu melihat kelakuan lelaki yang mengutamakan nafsu duniawi. Saat di rumah wanita tadi Bagas juga sempat di maki-maki karena membawa-bawa nama Kalinda lagi. Bahkan keluarganya berbicara dengan sangat kasar. Bagas mengembuskan nafasnya berat dan segera melajukan mobinya menuju rumah karena putri kecilnya pasti sudah sangat menunggu kedatangannya. *** Haloo gaiss udah update nihh ... Jangan lupa buat pencet love biar kalian nggak ketinggalan cerita ini ya ... Terus komen-komen terbaiknya juga di tunggu selalu, jadi jangan lupa tulis di kolom komentar ya gaisss♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️ Follow akun author juga disarankan karena akan banyak cerita-ceeita bsru yang akan datang setiap bulannya. Insyaallah ....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN